Babasalnews.com_Minggu 31-Desember-2023 , (Masjid Agung An-nuur Luwuk) , Kegiatan dzikir akbar ini sebagai bentuk syukur untuk segala sesuatu yang telah kita bersama jalani di tahun 2023 , dan dzikir ini di lakukan sebagai permohonan dan harapan agar di tahun baru 2024 ini menjadi tahun yang berkah dan di penuhi oleh ridho Allah SWT.
Pada kesempatan kegiatan dzikir akbar ini, hampir seluruh para pemimpin (Forkopimda) kabupaten banggai, Sulawesi Tengah , selain di hadiri para Bpk/ibu dalam unsur forkopimda, dihadiri juga oleh Bapak Bupati (Amir Tamoreka) dan wakil bupati (furqanuddin masulili)
Untuk suasana memanjatkan Dzikir dan Salawat pada Malam berjalan dengan penuh rasa hikmah, semoga di tahun 2024 bagi mereka yang belum terpenuhi hajat nya di 2023 , semoga terkabulkan di tahun 2024 , amin ya rabbal alamin..
Sebenarnya momen pergantian tahun tidak terikat dengan agama manapun. Sebab pergantian tahun hanyalah perputaran normal di bumi akibat revolusi bumi mengelilingi matahari. Pergantian tahun termasuk fenomena alam yang membuktikan kekuasaan Allah SWT.
Mengingat perhitungan tahun masehi menjadi patokan waktu yang paling umum dipakai oleh masyarakat dunia. Maka tidak salah apabila sebagai muslim memanfaatkan momen ini untuk muhasabah diri serta memohon ampunan dari-Nya.
Doa akhir tahun dibaca sebagai ungkapan rasa syukur atas hal yang telah didapatkan pada tahun sebelumnya. Selain itu, doa awal tahun dibaca sebagai harapan agar di tahun depan keberkahan akan selalu mengiringi langkah kita.
• BERIKUT DOA SERTA ARTINYA YANG DI PANJATKAN :
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْم
Allahumma ma ‘amiltu min ‘amalin fi hadzihissanati ma nahaitani ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fiha ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘ala ‘uqubati, wa da‘autanî ila taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa inni astaghfiruka, faghfirli wa ma ‘amiltu fiha mimma tardha, wa wa‘attani ‘alaihits tsawaaba, fa’as’aluka an tataqabbala minnii wa laa taqtha‘ raja’i minka ya karim.
Artinya: “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu. Sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku.
(Red-RandiSaada)